Model pendekatan kolaboratif - Model Sinergi



Pada bulan Agustus 1999, AACN (American Association Critical-care Nurses) mengimplementasikan model sinergi untuk menghubungkan praktik bersertifikasi dengan hasil klinis. Sinergi adlah suatu fenomena berkembang yang terjadi saat individu saling bekerja sama meningkatkan cara untuk mencapai sebuah tujuan umum. Model sinergi menjelaskan praktik keperawatan menurut kebutuhan dan karakteristik pasien, bukan pada penyakit dan modalitas pengobatannya. Dasar pemikiran model sinergi adalah karakteristik pasien dan keluarga mempengaruhi dan mendorong karakteristik dan kompetensi perawat. Karena setiap pasien memiliki serangkaian karakteristik ke situasi klinis, perawat harus memiliki karakteristik dan kompetensi unik mereka sendiri. Ketika karakteristik pasien dan kompetensi perawat cocok dan sinergi, hasil pasien yang optimal dapat dicapai.
Dua prinsip utama model sinergi yaitu karakteristik pasien merupakan perhatian perawat dan kompetensi perawat merupakan hal penting bagu pasien. Meskipun tiap pasien dan keluarga memiliki sifat unik, semua pasien memiliki kebutuhan yang serupa dan merasakan kebutuhan ini di sepanjang kontinum, dari yang rendah sampai yang tinggi. Semakin berat gangguan pada pasien, semakin kompleks pula kebutuhannya.
Model sinergi berfokus pada kontribusi unik keperawatan terhadap perawatan pasien dan menekankan peran perawat yang profesional. Berikut karakteristik pasien dan kompetensi perawat.
1.      Karakteristik pasien
a.      Resiliensi : kemampuan untuk kembali ke tingkat fungsi restoratif dengan menggunakan mekanisme koping kompensatori; kemampuan untuk pulih kembali dengan cepat setelah serangan.
b.      Kerentanan : mudah terserang stresor yang aktual maupun potensial yang dapat memberikan efek merugikan pada hasil pasien.
c.       Stabilitas : kemampuan untuk mempertahankan keadaan keseimbangan yang terus menerus.
d.      Kompleksitas : keterlibatan yang kompleks dari dua atau lebih sistem (misalnya tubuh, keluarga, terapi).
e.       Ketersediaan sumber : besarnya sumber (misalnya teknis, fiskal, personal, psikologis, sosial) yang dimiliki pasien, keluarga dan komunitas dalam situasi tersebut.
f.       Partisipasi dalam perawatan : seberapa jauh pasien dan keluarga terlibat dalam aspek perawatan.
g.      Partisipasi dalam pengambilan keputusan : seberapa jauh pasien dan keluarga terlibat dalam pengambilan keputusan.
h.      Kemampuan memperkirakan : karakteristik sumatif yang memungkinkan seseorang memperkirakan perjalanan penyakit tertentu.
2.      Kompetensi perawat
a.      Penilaian klinis : penalaran klinis, yang mencakup pengambilan keputusan klinis, berpikir kritis, dan pemahaman menyeluruh terhadap situasi, disertai dengan keterampilan keperawatan yan diperoleh selama proses penyatuan pengetahuan formal dan pengalaman.
b.      Advokasi/ lembaga moral : bekerja atas nama orang lain dan mewakili kekhawatiran pasien, keluarga, dan komunitas; berfungsi sebagai agen moral dalam mengidentifikasi dan membantu menyelesaikan masalah etis dan klinis di tatanan klinis.
c.       Praktik caring : kumpulan aktivitas keperawatan yang responsif terhadap keunikan pasien dan keluarga dan yang menciptakan lingkungan yang menyayangi dan terapeutik, dengan tujuan meningkatkan kenyamanan dan mencegah penderitaan; praktik caring ini mencakup tidak hanya terbatas pada kewaspadaan, keterlibatan, dan keresponsifan.
d.      Kolaborasi : bekerja dengan orang lain (misalnya pasien, keluarga, pemberi perawatan kesehatan) dengan cara meningkatkan dan mendorong kontribusi tiap orang untuk mencapai tujuan pasien yang optimal dan realistik.
e.       Pemikiran sistem : landasan pengetahuan dan instrumen yang memungkinkan perawat untuk menghargai lingkungan perawatan dari sudut pandang yang mengakui keterkaitan holistik yang terjadi dalam dan lintas sistem perawatan kesehatan.
f.       Respons terhadap keragaman : kepekaan untuk mengenali, menghargai, dan memadukan perbedaan dalam pemberian perawatan; perbedaan dapat meliputi tetapi tidak terbatas pada konfigurasi keluarga, gaya hidup, status sosioekonomi, penghargaan terhadap usia, dan pengobatan alternatif yang melibatkan pasien dan keluarganya serta anggota tim perawatan kesehatan.
g.      Peneliti klinis atau inovator/ evaluator : proses berkelanjutan dalam mempertanyakan dan mengevaluasi praktik, melakukan praktik yang telah diinformasikan, dan membuat inovasi melalui penelitian dan pembelajaran eksperiensial; perawat terlibat dalam perkembangan pengetahuan klinis untuk meningkatkan hasil pasien yang terbaik.
h.      Fasilitator pembelajaran : kemampuan untuk memfasilitasi pembelajaran pasien, staf keperawatan, dokter dan anggota tim perawatan kesehatan yang lain; yang mencakup fasilitas pembelajaran normal dan informal.

Terdapat tiga perspektif yang dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil akhir memakai model sinergi, yaitu hasil akhir yang dipandang dari sudut pasien, perawat dan perawatan kesehatan. Hasil akhir yang optimal didasarkan pada hal yang penting bagi pasien. Hal ini mencakup perubahan fungsi, perubahan perilaku, rasa percaya, kepuasan, kenyamanan, dan kualitasa hidup. Hasil akhir yang dipandang dari sudut pandang perawat meliputi perubahan fisiologis, ada atau tidaknya komplikasi, dan sampai seberapa jauh sasaran perawatan dicapai. Hasil akhir yang dipandang dari sudut sistem perawatan kesehatan meliputi kecenderungan kembali ke pola sebelumnya, biaya dan pemanfaatan sumber.

Komentar

Postingan Populer