SHOCK !!!
Definisi:
Shock adalah
ketidakadekuatan perfusi jaringan yang disebabkan oleh gagalnya sistem
kardiovaskuler untuk menyediakan sirkulasi darah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan semua jaringan vital di tubuh.
Penyebab
dan jenis shock
Penyebab
|
Contoh
|
Jenis
|
Kekurangan
cairan dalam tubuh
|
Perdarahan,
luka bakar, muntah, diare
|
Shock
hipovoolemik
|
Kegagalan
fungsi pompa jantung
|
Kematian
otot jantung, denyut jantung tidak teratur, hilangnya elastisitas otot
jantung
|
Shock
kardiogenik
|
Gangguan
pada pembuluh darah
|
Infeksi,
reaksi alergi, gangguan saraf yang menginervasi pembuluh darah
|
Shock
distributif/ vaskular
|
Obstruksi
mekanik yang menghambat darah kembali ke jantung atau menghambat keluarnya
darah dari jantung
|
Tamponade
jantung, tension pneumothoraks, aneurisma aorta, emboli pulmoner
|
Shock
obstruktif
|
Klasifikasi
shock
Kelas I
|
Kelas II
|
Kelas III
|
Kelas IV
|
|
Kehilangan
darah (ml)
|
<750
|
750-1500
|
1500-2000
|
>2000
|
Kehilangan
darah (%volume darah)
|
<15%
|
15-30%
|
30-40%
|
>40%
|
Denyut
nadi
|
<100
|
>200
|
>120
|
>140
|
Tekanan
darah
|
Normal
|
Normal
|
Menurun
|
Menurun
|
Tekanan
nadi
|
Normal
atau naik
|
Normal
|
Menurun
|
Menurun
|
Frekuensi
pernafasan
|
14-20
|
20-30
|
30-40
|
>40
|
urine output (cc/jam)
|
>30
|
20-30
|
5-15
|
Tidak
berarti
|
CNS/
status mental
|
Sedikit
cemas
|
Agak
cemas
|
Cemas,
bingung
|
Bingung,
lethargi
|
Penggantian
cairan (3:1)
|
kristaloid
|
kristaloid
|
Kristaloid
dan darah
|
Kristaloid
dan darah
|
Tingkatan
shock
Stage
I (early, reversible, and compensatory shock). Stage ini
disebut juga non-progressive stage karena gejalanya masih mild atau tidak
tampak. Pada stage ini, terjadi penurunan perfusi terutama pada jaringan
perifer. Tanda awalnya adalah sinus takikardi, vasokonstriksi perifer dan
retensi cairan oleh ginjal. Proses ini teraktiivasi untuk menjaga dan
mempertahankan perfusi jaringan terutama organ-organ vital (jantung, ginjal,
otak). Karena terjadi mekanisme kompensasi yang baik, maka pasien pada stage
ini hanya menampakkan sedikit gejala.
Stage
II (Intermediate or progressive shock). Stage ini disebut juga
decompensated stage. Pada fase ini mekanisme kompensasi gagal terjadi sehingga
organ-organ tuubuh tidak terperfusi baik yang tampak pada tanda dan gejala.
Kekurangan oksigen di otak menyebabkan korban merasa pusing dan disorientasi.
Pada jantung, bisa timbul nyeri yang sangat hebat.
Stage
III (Refractory or irrversible shock). Pada stage III,
buruknya perfusi telah menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan tubuh.
Fungsi jantung semakin menurun dan ginjal berhenti bekerja. Akibatnya sel-sel
tubuh mengalami hipoksia dan mati. Titik akhir shock stage III ini adalah
kematian.
Perhatian
!!!
Jangan mengidentifikasi
shock dari penuruan tekanan darah karena penurunan tekanan darah terjadi pada
fase late shock. Dan apabila ekstremitas masih hangat, atau mungkin tekanan
darah masih normal, bukan berarti tidak ada shock, mungkin saja terjadi shock
yagnbisa tertoleransi.
Penanganan
umum shock
-
Pastikan airway dan pernafasan adekuat
(BLS). Jika korban bernafas, pertahankan airway. Namun jika korban tidak
bernafas, buka airway dan lakukan CPR.
-
Kontrol perdarahan.
-
Berikan oksigenasi. Oksigenasi biasanya
dilakukan di rumah sakit. Tapi bagi penolong yang mempunyai fasilitas
oksigenasi juga bisa dilakukan di tempat (ex: oxycan).
-
Bidai fraktur (bila ada). Membiadai
fraktur akan mengurangi perdarahan dan meredakan nyeri. Nyeri dan perdarahan
akan memperburuk shock. Hindari melawan gerakan korban yang tegang dengan
kekuatan.
-
Longgarkan setiap ikatan atau pakaian
yang ketat.
-
Posisikan pasien. Memposisikan pasien
dapat dilakukan dengan cara menaikkan ekstremitas bawah setinggi 30cm yang
bertujuan meningkatkan venous return dan mengembalikan oksigenasi ke organ
vital. Kedua, dapat dengan memposisikan korban supinasi, semi fowler, atau
recovery (miring stabil). Posisi semi folwer dimaksudkan agar memudahkan
pernafasan dan kenyamanan, sedangkan apabila dengan posisi recovery akan
didapat drainage yang baik untuk muntah dan merupakan posisi yang terbak untuk
beberapa luka kepala dan bagian atas tubuh.
-
Pastikan lagi keadaan korban dan usahakan
tetap dalam posisi berbaring.
-
Mencegah kehilangan panas tubuh. Jaga
suhu tubuh korban mendekati suhu normal. Letakkan selimut di bawah dan di atas
tubuhnya. Jangan gerakkkan korban dengan cedera kepala, leher dan spinal hanya
untuk meletakkan selimut di bawahnya. Jaga suhu tubuh tapi ingat jagan biarkan
korban kepanasan. Bila mungkin lepaskan pakaian yang basah. Bila perlu, bisa
peluk korban atau letakkan botol hangat pada leher, ketiak, dan antara kedua
kaki.
-
Jangan beri apapun melalui mulut. Korban
shock akan merasa haus dan mulutnya kering. Dan juga ketika diberi oksigenasi
mungkin akan mengeringkan mulut dan nasal pathways. Jangan diberikan minuman,
makanan serta obat oral karena akan menginduksi muntah. Cukup dengan basahi
bibir korban jika merasa sangat haus.
-
Monitor selalu keadaan korban.
Komentar
Posting Komentar