Computed Axial Tomography (CT Scan)
CT Scan merupakan metode diagnostik yang digunakan untuk medapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak dengan menggunakan sinar X khusus. CT scanner pertama dikembangkan pada tahun 1960 oleh G.Hounsfield dan A. Cormack, yang mengantarkan mereka pada hadiah Nobel di bidang kedokteran pada tahun 1979. Sejak saat itu, teknologinya terus ditingkatkan. Pada tahun 1998, teknik multi-detektor yang memungkinkan gambar penampang tiga dimensi mulai dikenalkan. CT scanner generasi terbaru dapat mengambil gambar secara cepat dengan hasil sangat rinci.
Penggunaan CT Scan secara khusus adalah untuk:
1.
Menilai kondisi pembuluh darah, misalnya
pada penyakit jantung koroner, emboli paru, aneurisma, dan berbaga kelainan
pembuluh darah yang lainnya.
2.
Menilai tumor atau kanker misalnya
persebaran kanker, letak kanker dan jenis kanker.
3.
Kasus trauma atau cedera misalnya trauma
kepala, trauma tulang belakang dan trauma lainnya pada kecelakaan.
4.
Menilai organ dalam, misalnya pada
stroke atau gangguan pencernaan.
5.
Membantu proses biopsi jaringan atau
proses drainase yang menumpuk dalam tubuh.
6.
Alat bantu pemeriksaan apabila hasil
yang dicapai dengan pemeriksaan radiologi lainnya kurang memuaskan atau ada
kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukan pemeriksaan selain CT Scan.
Cara
kerja CT Scan dapat diringkas sebagai berikut. Ketika
menjalani CT scan,
klien akan berbaring– biasanya terlentang di atas sebuah ranjang pemeriksaan
yang didorong perlahan-lahan melewati sebuah tabung yang mengirimkan berkas-berkas
sinar X melalui tubuh klien. Bila rontgen biasa memiliki berkas sinar X tunggal
yang lebar, pada CT scan berkasnya banyak, sangat tipis, dan
disorotkan dari serangkaian sudut. Di sisi berlawanan dari tabung, ada sistem
perekaman (detektor) yang mencatat pelemahan berkas sinar X setelah melalui
berbagai struktur yang berbeda dalam tubuh. Pelemahan terkuat adalah ketika
melalui tulang, sedangkan yang terlemah adalah ketika melalui udara seperti
pada paru-paru, usus dan sinus paranasal. Perbedaan nilai intensitas tersebut
akan membentuk gambar penampang bergradasi abu-abu untuk bagian tubuh yang
dipelajari.
Pengolahan gambar-gambar penampang dari serangkaian sudut
yang berbeda oleh komputer akan menghasilkan gambar tiga dimensi yang
memberikan gambaran lengkap mengenai bagian tubuh yang dipelajari. Gambar itu
dapat diputar dari berbagai sudut dan diperbesar agar lebih mudah dilihat dan
ditafsirkan. Hasil pemindaian akan dievaluasi oleh ahli radiologi, yang
kemudian membuat laporan untuk dokter yang merujuk.
Adapun
syarat yang harus dipenuhi sebelum dilakukan pemeriksaan CT Scan adalah berat
badan klien minimal 145 kg karena berpengaruh terhadap tingkat kekuatan scanner. Selain itu juga kesanggupan
klien untuk tidak bergerak atau diam selama lebih kurang 25 menit.
Komentar
Posting Komentar