Urine Quallitative



Pedoman Praktikum Kualitatif Urine
(Biokimia FK UGM)



Urine merupakan salah satu produk ekskresi dari dalam tubuh. Urine dihasilkan oleh ginjal melalui proses-proses berikut:

  1. Filtrasi plasma darah oleh glomeruli. 
  2. Reabsorbsi selektif oleh tubuli terhadap bahan-bahan yang dibutuhkan untuk mempertahankan miliu interna.
  3. Sekresi oleh sel tubuli terhadap bahan-bahan lain dari darah ke lumen tubuli untuk dikeluarkan ke dalam urine.
  4. Pertukaran ion hidrogen dan pembentukan amoniak oleh sel tubuli untuk memperetahankan keseimbangan asam basa darah.

Sifat-sifat urine normal:
Volume: pada orang dewasa 800-2500 ml/hari, tergantung air yang masuk, suhu lingkungan, makanan, keadaan fisik dan mental.
Berat jenis: berkisar antara 1,003-1,030 , tergantung kadar solute di dalamnya.
Reaksi: bersifat asam dengan pH kira-kira 6,0 (4,7-8,0). Pada asidosis, reaksi sangat asam dan pada alkalosis bersifat basa, juga tergantung makanan yang masuk. Bila urine dibiarkan dalam ruangan, maka akan menjadi basis karena perubahan urea menjadi amoniak.
Warna:  normal kuning pucat sampai kuning, juga tergantung volumenya. Zat-zat warna yang terdapat di dalam urine adalah urokrom, urobilin, dan hematoporfirin. Warna abnormal dapat terjadi karena sebab-sebab tertentu, misalnya karena minum obat-obatan, adanya pigemn empedu, adanya darah, asam homogentisat, dll.
Bau: urine yang masih baru berbau khas “pesing” (Jawa), tetapi tergantung juga dari bahan-bahan yang diekskresi.

Urine tersusun oleh zat-zat normal antara lain:
Urea. Urea merupakan hasil akhir utama katabolisme protein dalam tubuh mamalia. Dalam keadaan normal, sehari kira-kira diekskresikan 25gram urea. Ekskresinya tergantung dari banyaknya protein yang dimakan, sedang senyawa nitrogen yang lain tidak dipengaruhi oleh masukan protein. Ekskresi urea akan naik pada beberapa keadaan misalnya demam, DM (Diabetes Mellitus), aktivitas hormon adrenokortikoid yang berlebihan dan lain-lain yang menyebabkan kenaikan pemecahan protein. Di dalam hepar, urea dibentuk melalui sklus urea (siklus ornitin) dari CO2 dan NH3. Pada penyakit hepar, pembentukan urea menurun, sehingga ekskresinya juga akan menurun. Begitu juga pada keadaan asidosis, disini pembentukan urea menurun oleh karena amonia banyak dikeluarkan lewat urine, sehingga ekskresi urea juga akan menurun.
Ammonia. Jumlah dalam urine sangat sedikit, dibentuk dan dikeluarkan langsung dari sel tubuli ginjal, bukan berasal dari darah. Pada asidosi pembentukan ammonia akan naik (kecuali karena kerusakan ginjal).
Kreatinin. Kreatinin adalah hasil katabolisme kreatin. Dalam keadaan normal, ekskresi kreatinin tetap yaitu dengan koefisien kreatinin (jumlah mg kreatinin yang diekskresikan dalam 24 jam/kgBB) pada laki-laki 20-26mg/kgBB/hari, sedangkan pada wanita 14-22mg/kgBB/hari. Kreatinin banyak terdapat pada otot, kreatinin banyak yang dikatabolisme, menyebabkan ekskresi kreatinin meningkat.
Asam urat. Asam urat merupakan hasil oksidasi purin dalam tubuh, yang berasal dari nucleoprotein sel tubuh. Kelarutan asam urat meningkat pada leukemia, penyakit hepar, dan penyakit gout (asam urat). Dengan arsenofosfotungsat dan natrium sianida, memberikan warna biru dan ini merupakan dasar penetapan asam urat secara kolorimetris menurut Folin. Selain itu asam urat akan diubah menjadi allantoin oleh pemberian enzim urikase.
Asam amino. Pada orang dewasa, kira-kira 150-200 mg nitrogen asam amino diekskresikan dalam 24 jam melalui urine.
Allantoin. Allantoin merupakan hasil oksidasi asam urat dan sangat sedikit terdapat dalam urine manusia.
Klorida. Dalam urine dikeluarkan dalam bentuk NaCl. Hampir seluruhnya berasal dari NaCl makanan, jadi ekskresinya tergantung banyaknya NaCl yang masuk. Dalam keadaan normal, NaCl yang dikeluarkan setiap ahrinya sebanyak 9-16g/hari.
Sulfat. Dalam urine terutama berasal dari hasil metabolisme protein yang mengandung asam amino dengan atom S yaitu sistein, sistin dan metionin. Sulfat ini ada 3 bentuk yaitu: sulfat anorganik. Sulfat ester (konjugasi) dan sulfat netral.
Fosfat. Dalam urine berikatan dengan Na dan K, juga sebagian dengan Mg dan Ca. Garam Mg dan Ca fosfat akan mengendap pada urine yang alkalis. Ekskresi fosfat dipengaruhi oleh pemasukan protein, kerusakan sel, kerusakan tulang pada osteomalasia, dan hiperparatirodisme disini ekskresinya akan naik. Pada penyakit infeksi dan hipoparatiroidisme ekskresinya akan menurun.
Oksalat. Oksalat terdapat sangat sedikit dalam urine tetapi pada penyakit metabolik herediter tertentu ekskresinya akan naik (hiperoksaluria).
Mineral. Di dalam urine terdapat inon-ion Na, Ca, K, Mg yang merupakan kation-kation penting dalam tubuh. Ekskresi ion K naik pada kerusakan sel, pemasukan yang berlebihan dan pada alkalosis. Ekskresi ion Na dipengaruhi oleh pemasukannya. Ekskresi ion Na dan K juga dikontrol oleh aktivitas korteks adrenal. Ca dan Mg dalam urine normal sangat rendah, tetapi dapat bervariasi tergantung dari kelainan metabolisme dalam tulang.
Vitamin, hormon dan enzim. Ekskresi vitamin, hormon dan enzim dalam urine sangat kecil. Adanya senyawa tersebut penting untuk diagnosis penyakit tertentu, misalnya amilase dan disakaridase dapat meningkat pada pankreatitis. Hormon kloriogonadotropin terdaapt pada urine wanita hamil.

Sedangkan zat-zat abnormal yang mungkin terdapat di dalam urine adalah
Protein. Dalam keadaan normal, protein di dalam urine terdapat sangat sedikit, tidak lebih dari 30-200 mg yang dieksresikan dalam sehari. Bila ekskresi naik disertai proteinuria, ini terjadi pada kebocoran ginjal misalnya akibat glomerulonefritis.
Glukosa. Dalam keadaan normal, glukosa dalam urine tidak lebih dari 1 gram sehari, bahkan tidak ada. Apabila diuji dengan reaksi Benedict hasilnya negatif. Dan apabila kadarnya lebih besar disebu glukosuria misalnya pada penyakit kencing manis (diabetes mellitus).
Lain-lain gula yang kemungkinan terdapat dalam urine. Fruktosa (fruktosuria, biasanya terdaoat pada penyakit genetik), galaktosa (galaktosuria, biasanya merupakan penyakit genetik), laktosa (laktosuria, misalnya terdapat pada wanita yang sedang laktasi), dan pentose (pentosuia, terjadi bila banyak mengonsumsi makanan yang banyak mengandung pentosa).
Benda-benda keton (asam asetoasetat, β-hidroksi butirat, aseton). Pada keadaan normal dalam urine hanya terdapat benda keton 3-15 mg/hari. Ekskresi benda keton naik pada kelaparan, gangguan metabolisme karbohidrat, kehamilan, pemberian anestesi dengan eter dan keadaan asidosis tertentu, adanya benda-benda keton akan memberikan bau urine khas, yaitu bau aseton. Adanya benda-benda keton dibuktikan dengan reagen Rothera.
Bilirubin dan garam-garam kolat. Dalam urine terdapat sebagai akibat sumbatan saluran empedu, sehingga empedu banyak masuk ke dalam darah dan diekskresi lewat urine, sehingga urine berwarna seperti air teh. Di jaringan-jaringan subcutan dapat tertimbun pigmen ini, dan keadaan ini disebut ikterus. Adanya bilirubin dapat dibuktikan dengan reaksi Gmelin, dan adanya garam-garam kolat dibuktikan dengan percobaan Hay.
Darah. Pada penyakit-penyakit tertentu, mungkin terdapat darah dalam urine, keadaan ini disebut hematuria, misalnya pada penyakit radang ginjal atau saluran kencing di bawahnya. Hemoglobin keluar dan adanya hemoglobin dalam urine disebut hemoglobinuria. Adanya darah dapat dilihat secara makroskopis atau mikroskopis tergantung kuantitasnya. Untuk pigmen darah (hemoglobin) dapat dibuktikan dengan percobaan benzidin.
Porfirin. Korproporfirin yang diekskresi melalui urine pada orang dewasa kira-kira 60-200ug/hari. Bila ekskresi naik disebut porfiria.
Indikan. Indikan adalah K-indoksil sulfat, terdapat pada urine orang-orang dengan obstipasi, atau abses sehingga triptofan dalam protein akan diubah menjadi indol, kemudian dibentuklah indikan yang diekskresi bersmaa urine. Adanya indikan dapat dibuktikan dengan reaksi Obermeyer. Disiniindikan akan diubah menjadi indigo biru yang larut dalam kloroform.

Beberapa percobaan yang dapat digunakan untuk membuktikan zat-zat yang terdapat dalam urine antara lain:
  1. Urea: Reaksi biuret dan pemecahan urea oleh enxim urease 
  2.  Asam urat: reaksi Benedict dan reaksi Muroxide (dengan asam urat padat)
  3. Kreatinin : Reaksi Jaffe, reaksi Nitroprussid dari weyl, reaksi  Nitroprussid cuka dari salkowski
  4. Garam-garam ammonium: terjadinya gas NH3 
  5. Mineral-mineral (pembuktian adanya klorida, fosfat, kalsium, dan sulfat).


Komentar

Postingan Populer