Urine Quallitative
Pedoman Praktikum Kualitatif Urine
Urine merupakan salah satu produk
ekskresi dari dalam tubuh. Urine dihasilkan oleh ginjal melalui proses-proses
berikut:
- Filtrasi plasma darah oleh glomeruli.
- Reabsorbsi selektif oleh tubuli terhadap bahan-bahan yang dibutuhkan untuk mempertahankan miliu interna.
- Sekresi oleh sel tubuli terhadap bahan-bahan lain dari darah ke lumen tubuli untuk dikeluarkan ke dalam urine.
- Pertukaran ion hidrogen dan pembentukan amoniak oleh sel tubuli untuk memperetahankan keseimbangan asam basa darah.
Sifat-sifat urine normal:
Volume: pada orang dewasa 800-2500 ml/hari, tergantung air yang
masuk, suhu lingkungan, makanan, keadaan fisik dan mental.
Berat jenis: berkisar antara 1,003-1,030 , tergantung kadar solute
di dalamnya.
Reaksi: bersifat asam dengan pH kira-kira 6,0 (4,7-8,0). Pada asidosis,
reaksi sangat asam dan pada alkalosis bersifat basa, juga tergantung makanan
yang masuk. Bila urine dibiarkan dalam ruangan, maka akan menjadi basis karena
perubahan urea menjadi amoniak.
Warna: normal kuning pucat
sampai kuning, juga tergantung volumenya. Zat-zat warna yang terdapat di dalam
urine adalah urokrom, urobilin, dan hematoporfirin. Warna abnormal dapat
terjadi karena sebab-sebab tertentu, misalnya karena minum obat-obatan, adanya
pigemn empedu, adanya darah, asam homogentisat, dll.
Bau: urine yang masih baru berbau khas “pesing” (Jawa), tetapi
tergantung juga dari bahan-bahan yang diekskresi.
Urine tersusun oleh zat-zat
normal antara lain:
Urea. Urea merupakan
hasil akhir utama katabolisme protein dalam tubuh mamalia. Dalam keadaan
normal, sehari kira-kira diekskresikan 25gram urea. Ekskresinya tergantung dari
banyaknya protein yang dimakan, sedang senyawa nitrogen yang lain tidak
dipengaruhi oleh masukan protein. Ekskresi urea akan naik pada beberapa keadaan
misalnya demam, DM (Diabetes Mellitus), aktivitas hormon adrenokortikoid yang
berlebihan dan lain-lain yang menyebabkan kenaikan pemecahan protein. Di dalam
hepar, urea dibentuk melalui sklus urea (siklus ornitin) dari CO2
dan NH3. Pada penyakit hepar, pembentukan urea menurun, sehingga
ekskresinya juga akan menurun. Begitu juga pada keadaan asidosis, disini
pembentukan urea menurun oleh karena amonia banyak dikeluarkan lewat urine,
sehingga ekskresi urea juga akan menurun.
Ammonia. Jumlah dalam
urine sangat sedikit, dibentuk dan dikeluarkan langsung dari sel tubuli ginjal,
bukan berasal dari darah. Pada asidosi pembentukan ammonia akan naik (kecuali
karena kerusakan ginjal).
Kreatinin. Kreatinin
adalah hasil katabolisme kreatin. Dalam keadaan normal, ekskresi kreatinin
tetap yaitu dengan koefisien kreatinin (jumlah mg kreatinin yang diekskresikan
dalam 24 jam/kgBB) pada laki-laki 20-26mg/kgBB/hari, sedangkan pada wanita
14-22mg/kgBB/hari. Kreatinin banyak terdapat pada otot, kreatinin banyak yang
dikatabolisme, menyebabkan ekskresi kreatinin meningkat.
Asam urat. Asam urat
merupakan hasil oksidasi purin dalam tubuh, yang berasal dari nucleoprotein sel
tubuh. Kelarutan asam urat meningkat pada leukemia, penyakit hepar, dan
penyakit gout (asam urat). Dengan arsenofosfotungsat dan natrium sianida,
memberikan warna biru dan ini merupakan dasar penetapan asam urat secara
kolorimetris menurut Folin. Selain itu asam urat akan diubah menjadi allantoin
oleh pemberian enzim urikase.
Asam amino. Pada
orang dewasa, kira-kira 150-200 mg nitrogen asam amino diekskresikan dalam 24
jam melalui urine.
Allantoin. Allantoin
merupakan hasil oksidasi asam urat dan sangat sedikit terdapat dalam urine
manusia.
Klorida. Dalam urine
dikeluarkan dalam bentuk NaCl. Hampir seluruhnya berasal dari NaCl makanan,
jadi ekskresinya tergantung banyaknya NaCl yang masuk. Dalam keadaan normal,
NaCl yang dikeluarkan setiap ahrinya sebanyak 9-16g/hari.
Sulfat. Dalam urine
terutama berasal dari hasil metabolisme protein yang mengandung asam amino
dengan atom S yaitu sistein, sistin dan metionin. Sulfat ini ada 3 bentuk
yaitu: sulfat anorganik. Sulfat ester (konjugasi) dan sulfat netral.
Fosfat. Dalam urine
berikatan dengan Na dan K, juga sebagian dengan Mg dan Ca. Garam Mg dan Ca
fosfat akan mengendap pada urine yang alkalis. Ekskresi fosfat dipengaruhi oleh
pemasukan protein, kerusakan sel, kerusakan tulang pada osteomalasia, dan hiperparatirodisme
disini ekskresinya akan naik. Pada penyakit infeksi dan hipoparatiroidisme
ekskresinya akan menurun.
Oksalat. Oksalat
terdapat sangat sedikit dalam urine tetapi pada penyakit metabolik herediter
tertentu ekskresinya akan naik (hiperoksaluria).
Mineral. Di dalam
urine terdapat inon-ion Na, Ca, K, Mg yang merupakan kation-kation penting
dalam tubuh. Ekskresi ion K naik pada kerusakan sel, pemasukan yang berlebihan
dan pada alkalosis. Ekskresi ion Na dipengaruhi oleh pemasukannya. Ekskresi ion
Na dan K juga dikontrol oleh aktivitas korteks adrenal. Ca dan Mg dalam urine
normal sangat rendah, tetapi dapat bervariasi tergantung dari kelainan
metabolisme dalam tulang.
Vitamin, hormon dan
enzim. Ekskresi vitamin, hormon dan enzim dalam urine sangat kecil. Adanya senyawa
tersebut penting untuk diagnosis penyakit tertentu, misalnya amilase dan
disakaridase dapat meningkat pada pankreatitis. Hormon kloriogonadotropin
terdaapt pada urine wanita hamil.
Sedangkan zat-zat abnormal yang mungkin terdapat di dalam
urine adalah
Protein. Dalam keadaan
normal, protein di dalam urine terdapat sangat sedikit, tidak lebih dari 30-200
mg yang dieksresikan dalam sehari. Bila ekskresi naik disertai proteinuria, ini
terjadi pada kebocoran ginjal misalnya akibat glomerulonefritis.
Glukosa. Dalam keadaan
normal, glukosa dalam urine tidak lebih dari 1 gram sehari, bahkan tidak ada. Apabila
diuji dengan reaksi Benedict hasilnya negatif. Dan apabila kadarnya lebih besar
disebu glukosuria misalnya pada penyakit kencing manis (diabetes mellitus).
Lain-lain gula yang
kemungkinan terdapat dalam urine. Fruktosa (fruktosuria, biasanya terdaoat
pada penyakit genetik), galaktosa (galaktosuria, biasanya merupakan penyakit
genetik), laktosa (laktosuria, misalnya terdapat pada wanita yang sedang
laktasi), dan pentose (pentosuia, terjadi bila banyak mengonsumsi makanan yang
banyak mengandung pentosa).
Benda-benda keton
(asam asetoasetat, β-hidroksi
butirat, aseton). Pada keadaan normal dalam urine hanya terdapat benda
keton 3-15 mg/hari. Ekskresi benda keton naik pada kelaparan, gangguan
metabolisme karbohidrat, kehamilan, pemberian anestesi dengan eter dan keadaan
asidosis tertentu, adanya benda-benda keton akan memberikan bau urine khas,
yaitu bau aseton. Adanya benda-benda keton dibuktikan dengan reagen Rothera.
Bilirubin dan
garam-garam kolat. Dalam urine terdapat sebagai akibat sumbatan saluran
empedu, sehingga empedu banyak masuk ke dalam darah dan diekskresi lewat urine,
sehingga urine berwarna seperti air teh. Di jaringan-jaringan subcutan dapat
tertimbun pigmen ini, dan keadaan ini disebut ikterus. Adanya bilirubin dapat
dibuktikan dengan reaksi Gmelin, dan adanya garam-garam kolat dibuktikan dengan
percobaan Hay.
Darah. Pada penyakit-penyakit
tertentu, mungkin terdapat darah dalam urine, keadaan ini disebut hematuria,
misalnya pada penyakit radang ginjal atau saluran kencing di bawahnya. Hemoglobin
keluar dan adanya hemoglobin dalam urine disebut hemoglobinuria. Adanya darah
dapat dilihat secara makroskopis atau mikroskopis tergantung kuantitasnya. Untuk
pigmen darah (hemoglobin) dapat dibuktikan dengan percobaan benzidin.
Porfirin. Korproporfirin
yang diekskresi melalui urine pada orang dewasa kira-kira 60-200ug/hari. Bila ekskresi
naik disebut porfiria.
Indikan. Indikan
adalah K-indoksil sulfat, terdapat pada urine orang-orang dengan obstipasi,
atau abses sehingga triptofan dalam protein akan diubah menjadi indol, kemudian
dibentuklah indikan yang diekskresi bersmaa urine. Adanya indikan dapat
dibuktikan dengan reaksi Obermeyer. Disiniindikan akan diubah menjadi indigo
biru yang larut dalam kloroform.
Beberapa percobaan yang dapat digunakan untuk membuktikan
zat-zat yang terdapat dalam urine antara lain:
- Urea: Reaksi biuret dan pemecahan urea oleh enxim urease
- Asam urat: reaksi Benedict dan reaksi Muroxide (dengan asam urat padat)
- Kreatinin : Reaksi Jaffe, reaksi Nitroprussid dari weyl, reaksi Nitroprussid cuka dari salkowski
- Garam-garam ammonium: terjadinya gas NH3
- Mineral-mineral (pembuktian adanya klorida, fosfat, kalsium, dan sulfat).
Komentar
Posting Komentar