Cegah dan Obati TBC sedini mungkin, sebelum terlambat
Telinga kita rasanya sudah tak asing lagi mendengar penyakit TBC atau tuberculosis. Tuberkulosis ini merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC, Mycobacterium tuberculosis. Kuman TBC ini berbentuk batang, tahan terhadap suasana asam (Basil Tahan Asam/BTA), sebagian besar menyerang paru-paru, namun dapat juga menyerang organ tubuh yang lainnya.
Di dalam jaringan tubuh, kuman
ini dapat dormant (tidur lama beberapa tahun).
Kuman dapat bertahan hidup dalam suhu yang sangat rendah, yaitu antara 2
derajat Celcius sampai minus 70 derajat Celcius. Namun kuman ini sangat peka
terhadap panas sinar matahari dan ultra violet. Di dalam dahak pada suhu 30-37
derajat Celcius, kuman cepat mati dalam waktu seminggu, namun jika terpapar
oleh sinar ultra violet secara langsung, kuman ini akan mati dalam hitungan
beberapa menit saja.
Sumber penularan penyakit TBC yakni pasien TBC paru BTA positif, pada
waktu batuk atau bersin menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet
(percikan dahak). Orang dapat terinfeksi jika droplet tersebut terhidup ke saluran nafas. Setelah kuman TBC
masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, dapat menyebar dari paru-paru
ke bagian tubuh lainnya melalui system peredaran darah atau system saluran
getah bening. Daya penularan dari seorang pasien TB ditentukan banyaknya kuman
yang dikeluarkan darri parunya.
Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi droplet
dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut. Tidak semua orang yang
terinfeksi kuman TBC akan menderita penyakit TBC, namun hanya seitar 10% saja.
Factor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menderita penyakit TBC adalah
daya tahan tubuh rendah, antara lain keadaan gizi yang buruk atau HIV/ AIDS.
Untuk menghindarkan diri dari penyakit TBC, ada beberapa hal penting yang
harus dipahami, antara lain:
1.
Penularan TBC akan lebih mudah terjadi, antara
lain pada situasi:
·
Hunian padat (overcrowding) dan kurang ventilasi
·
Situasi social ekonomi yang idak menguntungkan,
misalnya malnutrisi, tuna wisma dan lain-lain
·
Lingkungan kerja resiko tinggi, misalnya
pertambangan, laboratorium, rumah sakit, dan sebagainya
2.
Mencegah penularan penyakit TBC antara lain
dapat dilakukan dengan cara:
·
Mengobati pasien TBC apru BTA positif sampai
sembuh
·
Setiap pasien menutup mulut dengan sapu tangan
bila batuk atau bersin da tidak membuang dahak di sembarang tempat
·
Perbaikan perumahan dan lingkungan, peningkatan
status gizi dan peningkatan pelayanan kesehatan
3.
Upaya pencegahan terjadinya penyakit TBC dapat
dilakukan dengan cara
·
Meningkatkan gizi
·
Memberikan pengobatan pencegahan pada anak
balita tanpa gejala TB tapi mempunyai kontak atau serumah dengan pasien TB paru
BTA positif
·
Imunisasi BCG untuk menurunkan kejadian TB berat
pada anak, misalnya meningitis, TB millier, dan lain-lain
Jika penyakit TBC tidak diobati, maka setelah lima tahun, 50% pasien TB
akan meninggal, 30% akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh tinggi, dan 20%
berlanjut mengeluarkan kuman dan tetap sebagai sumber penularan untuk beberapa
tahun sebelum meninggal.
Obat TBC telah tersedia di seluruh Puskesmas, Balai Pengobatan Penyakit
Paru (BP4), rumah sakit pemerintah dan beberapa rumah sakit nonpemerintah yang
telah menjalin kemitraan dalam penanggulangan penyakit TBC secara cuma-cuma.
Komentar
Posting Komentar